NaruSaku SasuHina Fanfiction "After School"

NaruSaku SasuHina Fanfiction "After School"

Andry Ramadhan 23.14 Add Comment
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
By:J
Danger | Danger | Danger
Rated M

~~~

“Na~ Sakura, kamu terus menatap pada pelayan itu..” Ino merasa dirinya diacuhkan saat makan siang.

Pelajaran olahraga yang terjadwal di jam ketiga dan keempat setelah bidang studi Kimia di kelas 2-5, hari itu di musim panas cahaya matahari terlalu terik sehingga murid-murid menyerbu sebuah kantin yang menyediakan beberapa macam makanan dan minuman segar di lantai dasar gedung sekolah.

“Dobe, minta satu es teh manis ditambah jeruk. Es nya yang banyak..”  Teriak Lee, cowok beralis tebal dan memakai pakaian hijau ketat di tubuhnya.

“Punggungmu basah sekali, Lee. Lari berapa keliling tadi?” Tanya Neji, teman sekelas si copy’an Bruce Lee

Baju yang dipakai lee tertembus air keringat yang bercucuran, rambutnya basah kebanjiran dan terlihat lepek

“98 putaran, masih kurang puas”

Matanya mengadah keatas sambil mengepalkan tangan semangat

“Seorang pria sejati harus bisa mencapai 100 keliling tapi sayang banget hari ini cuaca tidak mendukung”

Neji menepuk jidatnya yang tertutup perban “Katamu pria sejati? Tidak perlu melakukan hal bodoh yang tidak disuruh oleh guru Gai”

“Sudah datang pesanannya~~” Sahut Naruto

Meja pelanggan penuh, tidak ada kursi kosong lagi. Pelayan di kantin kecil itu hanya Naruto seorang, dia begitu sibuk menulis pesanan, pulang pergi ke meja pelanggan, tapi dia sangat bahagia karena hari ini jualannya laris manis.

“Satu es teh dengan perasan lemon. Hari ini cuaca sangat panas, semoga bisa membuat tubuhmu lebih segar” Naruto menaruh 3 gelas dingin di meja lee, tersenyum ramah agar para pembeli tidak bosan di warungnya

“Pelayan, tolong kesini dulu aku mau pesan sesuatu..”

“Oke, aku akan segera datang” Berlari ke wilayah seberang

Wanita yang memiliki rambut berwarna merah jambu belum memesan apapun, dia ditemani Ino yang sudah kelaparan selama seperempat jam.

“Sakuraa, aku belum makan sesuatu, perutku keroncongan nih..” Ino mulai tidak sabaran

“Sebentar lagi” Jawab Sakura, pendek. Dia menahan rahangnya dengan satu tangan yang bertumpu diatas meja, menatap si pelayan pria begitu aktif melayani orang-orang

Ino terpaksa memakan tisu yang tersedia di box. Katanya Sakura akan mentraktir Ino hari ini, Ino lupa membawa dompetnya di kelas. Bukan malas untuk berjalan kembali mengambil wallet miliknya tapi kelas di sekolah itu beribu-ribu jumlahnya, luas sekolah yang hampir beratus hektar adalah angka yang sangat fantastis untuk membuat para murid kecapekan berjalan melewati lorong.

“Pe-la-yan..” Sakura akhirnya mengacungkan lengan tanda sudah siap memesan sesuatu

Ino mengambil nafas panjang, dia tidak jadi mati kurus.

“Pesan apa, senpai?” Naruto memegang balpoin dan buku catatan kecil di lengannya. Berhadapan dengan wajah Sakura.

“Apapun saja yang kamu suka”

Naruto menggaruk pelipisnya “Ja-jadi bagaimana?”

“Ambilkan saja menu yang paling favorit disini, aku akan selalu suka”

“Jangan lupa makanan yang mengenyangkan tapi ngga bikin gemuk” Tambah Ino

Naruto mengangguk “Baiklah, tunggu sebentar ya” Dia berlalu menuju etalase toko

“Aku merasa ada sesuatu yang aneh disini. Sakura, jangan bilang kalau kamu―”

“Kenapa? Apanya yang aneh?” Sakura sedikit membuka kancing kerah kemeja dan menaburkan bedak di pipi mulusnya.

“Setiap makan di kantin ini kamu selalu menjadi pelanggan terakhir, memesan setelah orang lain selesai padahal kamu yang paling awal datang”

“Kebiasaan mungkin”

Naruto kembali menghampiri kedua gadis ini untuk mengantarkan makanan “Hawaii dragonfruit dan Pasta tomat saus tanpa lemak. Untuk senpai, ehm siapa namanya? Aku memilihkan minuman ini karena terasa manis dan cocok sekali untuk musim bulan ini”

“Panggil aku Sakura, kamu sendiri?”

"Naruto Uzumaki"

Sakura mengambil minuman itu “Sugoi, rasanya benar-benar segar. Pilihan Naruto-kun selalu bagus untukku” Wajahnya memancarkan sifat manja

“Pastanya juga enak. Kantinmu tidak ada tandingannya” Ino langsung melahap habis sepiring makanan khas itali itu

“Terima kasih Sakura-senpai. Jika ada yang dibutuhkan, bisa panggil aku” Ujung bibirnya menaik tersenyum

“Ha-i”

***
Sore hari kantin milik Naruto sudah dibereskan. Dia menghitung uang yang didapat hari ini, duduk dibawah pohon rindang di teras sekolah Konoha Gakuen

“Narutoooo..” Panggilan nyaring berasal dari gerbang, wanita manis berlari kearahnya

“Hinata-chan, kelasmu sudah selesai?” Naruto bangun dari tanah, menjemput kekasihnya yang setiap hari selalu pulang bersama

“Hemp” Hinata memberi anggukan kecil “Sudah lama menungguku?” Mereka berdua mulai melangkahkan kaki kedepan, bergandengan tangan

“Tidak kok, aku hafal jam pulang kelasmu setiap hari jadi tidak perlu dipikirkan. Setahun menunggu pun aku bersedia jika untuk Hinata-chan”

“Haha.. Naruto-kun bisa aja merayunya”

“Hari ini aku dapat rezeki yang lumayan, mau ke toko ramen ichiraku? Sudah lama aku tidak memakan makanan lezat itu” Naruto adalah seorang ramen lovers

“Air liurmu mengalir tuh! Haha.. padahal kamu jualan makanan juga tapi tetap mengidolakan ramen. Aku juga lapar, tapi nanti aku akan mengganti traktiranmu di kencan selanjutnya”

Naruto mengelap pipinya yang basah “Ehehe, gomen saking terlalu membayangkan ramen. Tidak perlu kamu ganti, aku ikhlas memberimu apapun Hinata-chan”

“Naruto-kun, kenapa tidak sekolah bareng aku saja?” Langkah mereka terpotong di lampu merah, menunggu mobil berhenti melaju untuk menyebrangi jalan raya

“Ada angin apa tiba-tiba menanyakan hal itu? Konohagakuen adalah sekolah ter-elit se Jepang. Aku yakin tidak bisa masuk menjadi murid academy, yah secara aku hidup sendiri sebatang kara dengan ekonomi pas-pasan. Otakku juga ngga terlalu pintar seperti Hinata-chan, pasti tidak akan ada kesempatan mendapatkan beasiswa” Ucap Naruto sambil tertawa polos

Lampu peringatan untuk para pejalan kaki menyala, mereka melangkah diatas garis putih masih saling bertautan tangan.

“Di umur yang masih muda bahkan belum genap dua puluh tahun kamu selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, aku tidak tega melihatnya” Hinata teringat semenjak SMP Naruto sudah punya kerja sampingan untuk membiayai sekolahnya

“Aku seorang pria pekerja keras! Semangat membara untuk menggapai apa yang aku inginkan, keberadaan Hinata-chan disisiku sangat berpengaruh, sampai 3 tahun menjalin hubungan aku merasa tidak pernah bosan dan terus termotivasi”

Hinata cekikikan

“Kenapa tertawa? Aku masuk ke tipe suami idamanmu kan?” Alis Naruto menaik

“Kita serahkan saja pada Tuhan tentang masalah jodoh. Lagian aku juga masih 17 tahun, Naruto.. Belum siap menikah muda”

Naruto menggerutu, sifat aslinya selalu muncul dihadapan pacarnya

~~~
Teng Teng Teng.. bel pulang sudah berbunyi, murid-murid bergerombol keluar dari ruang kelas masing-masing. Sabtu sore pukul 4.50 Hinata berniat untuk menemui Naruto karena pesan singkat penting masuk ke ponselnya untuk memberitahu tempat pertemuan.

“Tunggu..” Seseorang memecahkan keheningan kelas yang kosong. Suaranya menjadi terdengar jelas tidak seperti saat jam-jam pelajaran yang selalu berisik oleh celotehan temannya

Hinata menoleh, rambut indigonya yang panjang terkibas ke arah berlawanan. “Ada apa?”

“Aku disuruh mengambil beberapa berkas murid kelas musik, tapi kata guru Kakashi tertinggal di ruangannya” ucap Sasuke.

Sasuke Uchiha adalah ketua kelas 2-5, pria misterius penuh dengan rahasia dan jarang sekali bergaul dengan orang. Namun murid wanita banyak yang mampir ke rumahnya satu malam saja, entah apa yang mereka lakukan. Paras nya yang tampan, tubuh kekar sempurna benar-benar laki, rambut raven terkeren di jamannya dan dia adalah anak bungsu dari pemilik sekolah, Fugaku Uchiha. Udah tampan, kaya, pintar, bikin gereget banyak orang –bahkan pria- [Oh nooo XD] kecuali si miskin, Hinata.

“Hm, Cuma sebentar kan? Oke aku bantu”

Di perjalanan dua karakter yang saling berlawanan ini tidak memulai obrolan. Hinata terus menatap layar ponselnya yang sesekali berdering, lain halnya dengan Sasuke yang menatap lurus ke depan.

Kelas musik klasik sudah dekat. Akhirnya mereka sampai di depan pintu

“Saat sore hari ruangan ini menjadi gelap karena semua dinding dilapisi kedap suara” Kata Sasuke, menerangkan.

Terlihat berbagai alat musik mewah berjajar rapih, mulai dari terompet berlusin-lusin tergantung ditembok, piano klasik dari brand Yamaha, biola dan wadahnya serta masih banyak instrument lengkap disana. Hinata belum pernah masuk ke ruangan ini, dia tidak memiliki biaya untuk ekstrakulikuler di sekolahnya serta bakatnya tidak terlalu menonjol, hanya kepintaran dalam bidang pelajaran yang dia miliki.

“Tapi dingin ya, AC nya ngga dimatikan?” Tanya Hinata, menggesekkan telapak tanggannya supaya lebih hangat

“Ah mungkin anak musik lupa mematikan.” Sasuke awalnya akan memencet tombol off, tapi dia berubah pikiran “Biarkan saja dulu, masih ada urusan yang belum kita selesaikan biar ngga gerah”

“Oh iya, kamu tadi bertanya aku bisa main piano? Ngga terlalu ahli sih cuma waktu kecil pernah ikut les piano beberapa bulan, memangnya kenapa?” Hinata duduk di sebuah meja kayu

Sasuke sudah selesai mengambil berkas-berkas yang terbungkus map dan dimasukkan ke tas jinjing miliknya “Kemari..” Sasuke melambaikan tangan, menyuruh Hinata mendekatinya yang berdiri di samping piano

Hinata tidak berfikir banyak hal saat itu, dia mengikuti perintah Sasuke “Aku akan menemui seseorang sebentar lagi, aku harap kita tidak berlama-lama diruangan ini”

“Kamu ada janji dengan seseorang?” Tanya Sasuke

“Iya”

“Dengan siapa? Aku tidak tahu kalau kamu masih ada urusan, maaf sudah mengambil waktumu”

“Dengan Naruto, pacarku. Tak apa, Sasuke.. Katanya menunggu dua belas bulan pun bukan jadi masalah untuknya, hehe” Hinata sedikit canggung dengan pria itu

Sasuke merunduk, dia merasa cemburu mendengar kata ‘pacarku’

“Sasuke?”

Tidak ada jawaban

Hinata mencoba memeriksa wajah Sasuke yang tidak tampak jelas karena kegelapan.

BRUAKK. Tubuh Hinata didorong oleh telapak tangan Sasuke yang besar

“Aww..” Suara merintih kesakitan, sikutnya yang pertama kali terbentur lantai kayu terasa perih, lecet meskipun tidak sampai berdarah

Perut Hinata dipegang, lalu dibalikkan menjadi posisi menungging. Dia tidak bisa bergerak atau melawan karena kepalanya terus ditekan oleh lengan Sasuke kebawah mencium dasar lantai

“Sasuke, kamu kenapa? Apa yang akan kamu lakukan?” Hinata meronta ingin melarikan diri

“Kamu tahu, aku menyukaimu dari dulu sejak pertama kali kita bertemu di kelas satu” Tangan kiri Sasuke membuka pengait celananya dan dia sudah setengah telanjang

“A-apa maksudmu? Lepaskan, aku jadi takut”

“Aku marah mendengar bahwa kamu sudah punya pacar, bahkan berita itu keluar dari mulutmu sendiri secara langsung. Ini menyakitnya, Hinata” Sasuke menaikkan rok Hinata, diturunkan celana dalamnya sehingga terlihat sesuatu yang seharusnya tidak pernah diperlihatkan oleh Hinata pada Sasuke

“Sasuke, berhenti!” Wajah Hinata memerah karena sifat alami pemalunya dan marah tubuhnya diperlakukan seperti itu oleh seorang pria

Tidak peduli pada perkataan yang dilontarkan oleh Hinata, Sasuke lanjut memasukkan juniornya ke lubang Hinata

“Susah masuk.. euuh”

Hinata meringik, meminta tolong untuk berhenti “Sasuke aku mohon, aku tidak mau menghancurkan masa depa― kyaaaa”

Terasa benda panjang itu dipaksa masuk, Hinata benar-benar merasakan sakit di selangkangannya

“Hiks..hikss. Yamete kudasai”

Akhirnya pertahanan selaput dara Hinata koyak oleh sedikit gerakan Sasuke yang menggoyangkan pinggulnya. “Hinata, aku mencintaimu”

Cinta? Cinta katamu? Itu bukan cinta tapi NAFSU!

“BRENG**K, BAJ****N!” Hinata sangat marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa

“Apapun perkataanmu aku tidak akan goyah, aku sangat ingin memilikimu”

Gerakannya perlahan diawal karena masih sulit untuk masuk penuh ke vagina Hinata

“A…ahh”

“Kamu juga menikmatinya, desahanmu sangat erotis”

“Sa-kit sasuke..”

Semakin cepat pinggul Sasuke bergerak, kenikmatan tersentuh dinding vulva yang masih perawan memberi sensasi untuk Sasuke.

“Itai, itai, yamete..”

“Diam Hinata, aku tidak akan melukaimu”

“Uh..” Tekanan pada kepalanya belum bisa dikalahkan. Hinata menangis, air mata bercucuran dari mata lavender pucatnya

Tas jinjing yang tergeletak di lantai sekilas memberi ide, Hinata berusaha meraih benda itu dengan lengan, Sasuke terlalu menikmati tubrukan dalam tubuh Hinata.

JEDUKK. Tas berat itu dihantamkan ke wajah Sasuke yang berada di belakangnya.
Sasuke terpental, tangan yang menahan Hinata sudah lepas. Hinata bangun, pahanya masih sakit, karena belum bisa berdiri dia mengesot ke dekat pintu.
Tapi Sasuke tidak pingsan.

“Mau coba-coba untuk kabur dariku, hah?” Sasuke geram, dia semakin bernafsu untuk kembali melanjutkan kegiatannya

“KENAPA SASUKE? KENAPA HARUS AKU?” Bentak Hinata

“Cinta datang dengan sendirinya” Sasuke berjalan mendekat. Suasana di mata Hinata seperti dalam film horror

“Hikss.. aku lebih baik mati saja karena kamu sudah merenggut kesucianku!”

Sasuke tersentak, matanya terbelalak. “Kamu jangan mati, aku tidak mau kehilanganmu” Dia memeluk tubuh Hinata yang gemetaran lemas

“Lepaskan bajingan! Aku menghargaimu selama ini, keluargamu sangat baik padaku karena aku bisa bersekolah disini dengan bantuan mereka. A-aku..hiks”

“Menikahlah denganku, aku tidak akan lari dari tanggung jawab”

“Tanggung jawab? Kamu kira aku menginginkan hal ini, kamu pikir aku sama dengan wanita lain yang hanya stand one night denganmu? Cih..” Hinata menolak pelukan hangat dari sang Uchiha, ruangan dingin itu menusuk tulang sekarang

“Hn, kamu mengkhawatirkan pacar miskin mu itu? Oi, dia juga selingkuh dibelakangmu”

‘Apa yang dia bilang, Naruto selingkuh? Sasuke tahu darimana tentang Naruto?’

Diambil ponselnya dari saku kemeja “Lihatlah, kamu akan percaya setelah melihat dengan kepalamu sendiri”

Satu video sedang diputar. Hinata mengambil ponsel Sasuke untuk melihatnya seksama, tidak mengerti apa maksud semua ini

*beberapa hari yang lalu*

“Uhmp, aku jadi ngga bisa nongkrong di kantinmu lagi..” Sakura duduk di kursi beton samping kelas, mengayunkan kakinya seperti anak kecil

“I-iya. Karena modal yang kurang aku jadi berhenti membuka toko. Beruntung sekali aku bisa mendapatkan pekerjaan di sekolah ini sebagai seorang penjaga sekolah dan cleaning-service” jawab Naruto, orang yang mulai menjadi teman Sakura setelah beberapa kali bertemu menjadi pelanggan setianya

“Ah iya, di kamar mandi cewek ada bekas cairan jus yang tumpah. Apa kamu bisa bersihkan?”

“Bisa bisa. Di kamar mandi yang mana?” Maklum, tidak hanya ada satu di sekolah itu

“Akan aku tunjukkan” Sakura menuntun Naruto ke kamar mandi wanita yang berada cukup jauh dari kelasnya

“Ano, di sebelah mana yang kotor? tidak ada tumpahan jus disini” Naruto melirik kesana-kemari mencari

“Disini..”

“Hah―”

Sakura menganggkang di atas wastafel depan cermin, menunjukkan belahan pahanya yang masih tertutup kain merah.

“Kenapa bengong? Kamu berfikir tidak akan ada lava-juice keluar dari sini?”

“Ta-tapi..”

“Tidak ada yang tahu, aku akan membayarmu berapapun yang kamu mau”

Naruto bingung dalam memilih dua pilihan, ya atau tidak. Tapi dia sedang terlilit hutang uang kostan yang sudah 6 bulan tidak dibayar. Hampir 3 juta.

“Berapapun?” Dengan terpaksa, jika Sakura bisa memberinya upah lebih dari 3 juta, dia benar-benar perlu mengambil kesempatan ini

“Ya. Aku akan memberimu lima juta, cukup?”

Dasar orang kaya, uang segitu dibuang dengan mudah begitu saja.

“Baiklah. Aku juga kan seorang cleaning-service, benarkah dari tempat itu akan muncul lava-juice?”

“Tentu, Naruto-kun” Sakura menyandar di dinding “Mulailah menjilatnya perlahan”

“Ha-I” Naruto memasukkan lidahnya ke belahan paha Sakura, teraba daging kecil yang tersmbunyi disana

“A..h” Desah Sakura

“Sebelum celanamu kotor, akan lebih bagus jika aku membukannya dulu” Naruto menarik celana tipis itu

“Kamu jago juga membukanya” Puji Sakura. Lengannya sengaja menutupi area danger untuk menarik perhatian Naruto, seraya berkata “Lihat aku, Naruto-kun”

Jari-jari Sakura memainkan g-spot miliknya, Naruto mulai terangsang melihat kegiatan hentai yang dilakukan Sakura.

“Ah, ah, ah..”

“Se-senpai” Naruto membuka resleting celana, secara refleks ingin melakukan masturbasi

Sekarang jari telunjuknya memasuki lubang pink Sakura, cairan pelumas mulai keluar. Naruto menggesek-gesekkan kepunyaannya dengan telapak tangan, membuat si junior berdiri dan mengeras

“Naruto-kun, ayo lakukan sekarang.. aah”

“I-iya”

“Awwww― yappari, kamu orang yang bisa diandalkan..” Sakura terlihat senang

Naruto tahu bagaimana caranya memberikan kenikmatan pada Sakura. Dia lalu memainkan bola-bola kembar yang sudah tidak tertutup dihadapannya

“Sen-pai.. ahh” Naruto bergelinjang

“Naruto-kun, slow down” Gerakannya semakin cepat “Se-sepertinya i-ini akan semakin dalam”

“Sakura-chan memiliki insting yang kuat”

Sakura menghentikan genjotan Naruto, dia berubah posisi. Menungging, kaki kanannya dinaikan ke wastafel. Naruto akan lebih mudah masuk dengan posisi ini.

“Kyaa.. ah. Aku tidak mau kalah dengan wanita lain, Naruto-kun. I will suck you with my technique” Sakura membalikkan wajahnya ke belakang, lidah mereka bertemu saling menjilati saliva

“A,ah Sakura-senpai, jika kamu bergoyang ini akan semakin rapat”

“Kamu ternyata masih seumuranku” Didorong tubuh Naruto, dia sekarang terlentang di lantai

“Mari kita coba tanpa karet ini” Sakura melepas alat pengaman seks dari mr p Naruto

“Sa-kuraaa..”

“A-ahh.. terasa lebih enakkan gini, Naruto-kun” Sakura melakukan posisi on-the-top. Dia sekarang yang lebih mendominasi

“Sakura-senpai, kamu hebat”

“Keluarkan cairan semen putihmu, Naruto-kun.. Aku juga a-kan keluar, ahh”

~~~
“I-ini tidak mungkin..”

“Kamu dengar, itu adalah pacarmu.” Ucap Sasuke tegas. Dia kembali memakai celananya

“Darimana kamu dapat video ini, kapan?” Hinata ingin menangis kencang..

“Itachi-nii memberikannya padaku. Kemarin tidak sengaja dia mendengar percakapan aneh dari luar kamar mandi perempuan. Terlihat pasangan itu bercinta tanpa paksaan, ya kamu juga sudah lihat sendiri kan tadi apa yang dilakukan oleh pacar brengsekmu itu” Sasuke juga memakaikan celana dalam Hinata ke kakinya, meskipun Hinata sedikit menolak karena malu, tapi dia hanya bisa diam

“Dia merekam videonya untuk ditunjukkan pada ayahku supaya mereka diberi hukuman, eh takdir Tuhan tidak bisa diramal, ternyata dia adalah pria jalang yang disukai oleh wanitaku. Aku tidak akan membiarkanmu terjatuh padanya"

Hinata menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Sasuke

“A-aku tadi sudah klimaks, kemungkinan spermaku masuk ke rahimmu” dengan gelagap rapper Sasuke berkata begitu

“Aku takut hamil, brengsek”

“Kalau begitu menikahlah denganku, meskipun kamu positif punya anak ataupun tidak, aku akan menanggungnya”

“Bolehkah aku menangis di bajumu?” Hinata belum menatap mata Sasuke langsung, dia benar-benar kecewa dikhinati pacarnya

“Boleh, besok kan libur. Seragamku juga banyak” Jawab Sasuke santai. Dalam benaknya dia merasa sudah berhasil mendapatkan Hinata

“Aku tidak mudah melupakan seseorang yang pernah aku cintai―”

“Bukan masalah besar menjadi pelampiasanmu”

“Butuh bertahun-tahun..”

“Aku akan menunggu”

Hinata kehabisan kata. Dia berdiri, menuju keluar ruangan

“Mau kemana? Tubuhmu pasti masih lemah” Sasuke khawatir, dia ingin menemani kemanapun Hinata melangkah

“Ikutlah denganku, aku membutuhkanmu” melangkah tertatih, terasa perih, Hinata tidak peduli pada keadaan tubuhnya

“Aku gendong saja, ya”

“Tidak usah” Hinata mengambil ponselnya. Memanggil nomor kontak yang ada diurutan pertama buku telepon.

Tut― Tut― Tut― Cklek

‘Hinata-chan, kamu dimana sekarang? Aku sudah menunggumumu sejak ta―’

“Urusee! Diamlah di tempat, aku akan menuju kesana secepatnya” Tut tut tut.. Sambungan telepon terputus

Sasuke menatap intens pada Hinata, dia semakin ingin memeluknya namun sekarang bukan waktu yang tepat. Hinata sangat mengamuk

“Hinata-chan..” Kalimatnya terhenti saat melihat Hinata datang bersama seseorang yang luarrr biasaa tampan, tingkat pe-de Naruto menurun

“Naruto, aku tidak akan basa-basi. Kamu kemarin melakukan seks dengan wanita lain, iya kan? Aku tidak suka dikhianati seperti ini, apapun alasanmu aku ingin kita berhenti disini. Tahun depan setelah lulus sekolah aku akan menikah dengan Sasuke. Titik” Tidak seperti biasanya Hinata berkata lebar panjang, bukan sifatnya. Kecuali jika dia benar-benar marah

“Tentang itu aku hanya..”

“Dia bilang dia akan menikah denganku, kamu lebih baik merelakan Hinata padaku. Aku akan mengurusnya sebaik mungkin, tidak sepertimu yang mau saja dibayar seperti gigolo” Sasuke merangkul lengan Hinata

“Apa maksudmu gigolo? Aku mencintainya dan dia juga merasakan hal yang sama padaku!” Suara seorang wanita muncul, memasuki argument tanpa ijin

“Aku memintamu bertemu untuk mengobrolkan masalah ini. Besok, aku dan Sakura akan bertunangan”

‘Apa? Kamu sungguh brengsek, Naruto! Aku benci kamu, selamanya!’ Geram Hinata dalam hati

“Hey, anak bodoh. Kamu pengecut sekali, sudah melakukan hal itu sekarang hanya selang beberapa hari sudah mau tunangan. Gila!” Sasuke terbawa emosi, Hinata tersayat beberapa kali oleh ucapan Naruto

“Aku minta maaf, mungkin ini yang terbaik untuk kita..” Naruto mengambil lengan kecil Hinata

“..” Hinata melempar pegangan darinya “Sasuke, aku ingin pulang” Suara lirih Hinata meminta untuk segera pergi dari hadapan mantan pacarnya

“Baiklah, aku akan mengantarmu ke rumah” Sasuke memberi tatapan death-glare yang sangat mematikan pada Naruto dan Sakura

“Tenang Naruto, aku ada disisimu..” Sakura mengelus dada Naruto.

“Gomen―”

THE END